Di ruang kelas masa kini, alat AI generatif (seperti ChatGPT, Bard, atau Claude) menjadi asisten yang kuat bagi para guru. Sistem ini dapat menyaring informasi dalam jumlah besar dan bahkan menulis konten asli, mengubah dinamika guru–AI–siswa dalam pendidikan.
Dengan memberikan perintah yang jelas, pendidik dapat meminta AI untuk membuat kerangka pelajaran, menyarankan aktivitas, atau mencari sumber daya, sehingga menghemat waktu dan memicu kreativitas.
Para ahli pendidikan global mendorong guru untuk menguasai alat ini – menggunakan AI untuk menangani perencanaan rutin sementara guru fokus pada pedagogi dan keterlibatan siswa.
Mengapa menggunakan AI dalam perencanaan pelajaran? AI dapat menghasilkan ide dan konten pelajaran dengan cepat, membantu guru dalam memunculkan topik, contoh, atau aktivitas.
AI juga dapat menyesuaikan pembelajaran – misalnya, mengatur pelajaran sesuai tingkat atau kebutuhan masing-masing siswa. AI sebagai “co-pilot” juga dapat menangani tugas berulang (seperti menulis instruksi atau slide), sehingga guru punya lebih banyak waktu untuk menyempurnakan pelajaran.
Sebagai contoh, sebuah laporan membayangkan AI merekomendasikan rencana pelajaran yang disesuaikan dengan gaya mengajar guru atau pelajaran yang sebelumnya berhasil. Laporan lain menyebutkan AI bahkan bisa menyarankan dukungan (seperti teks ke suara, terjemahan Bahasa Isyarat Amerika, dll.) agar kebutuhan unik setiap siswa terpenuhi.
Singkatnya, AI dapat meningkatkan efisiensi dan personalisasi – selama guru membimbing dan memeriksa hasilnya.
Apa saja yang harus ada dalam rencana pelajaran yang baik? Rencana pelajaran pada dasarnya adalah cetakan pengajaran. Penelitian menekankan bahwa rencana harus mencakup tujuan pembelajaran yang jelas, aktivitas langkah demi langkah, dan materi atau sumber daya yang diperlukan.
Rencana yang baik selaras dengan standar kurikulum dan menjelaskan bagaimana siswa akan menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Studi membuktikan bahwa menyiapkan rencana pelajaran yang rinci meningkatkan kualitas pengajaran.
Secara tradisional, guru mungkin menggunakan kembali, mengadaptasi, atau membuat rencana dari awal. Dengan AI, Anda masih bisa menggunakan ulang atau mengadaptasi ide yang ada, atau membiarkan AI membuat rencana baru (seolah “mengimprovisasi” konten baru).
Kuncinya adalah menentukan apa yang harus dipelajari siswa (tujuan dan standar), lalu menggunakan AI untuk membantu menentukan bagaimana cara mengajarkannya.
Langkah demi Langkah: Membuat Rencana Pelajaran Berbasis AI
Tentukan Tujuan dan Konteks. Mulailah dengan memperjelas tujuan pelajaran Anda: tingkat kelas, mata pelajaran, dan standar yang berlaku. Identifikasi keterampilan atau pertanyaan inti yang harus dikuasai siswa.
Jika ada kebutuhan khusus atau Rencana Pendidikan Individual (IEP), catat akomodasi atau penyesuaian konten sejak awal. Konteks yang jelas ini akan memandu AI. (Misalnya, seorang guru seni memutuskan terlebih dahulu tentang keterampilan “menggambar” dan “konsep penting” sebelum meminta AI untuk ide pelajaran.)
Gunakan AI untuk Riset dan Brainstorming. Biarkan AI membantu mengumpulkan ide atau informasi latar belakang. Anda bisa bertanya pada chatbot: “Apa konsep atau aktivitas utama untuk mengajar [topik X] kepada [tingkat kelas]?” atau menggunakan asisten pencarian berbasis AI untuk merangkum artikel.
Seorang guru menggunakan alat AI (Monica AI) untuk mendapatkan ringkasan artikel dengan cepat dan memastikan sumbernya terpercaya. Guru lain hanya meminta AI daftar keterampilan penting (misalnya “lima keterampilan menggambar teratas” untuk siswa SMA) dan memasukkannya ke dalam rencananya.
Langkah riset ini mempercepat pekerjaan yang dulu memakan waktu berjam-jam mencari di web: “Bagaimana jika LLM bisa membantu saya melakukan pekerjaan itu?” kata seorang pendidik. Gunakan jawaban AI untuk menyempurnakan tujuan dan mengumpulkan sumber atau contoh.
Buat Draf Rencana Pelajaran. Sekarang minta AI untuk membuat kerangka pelajaran. Anda bisa memberi perintah pada model seperti ChatGPT atau Claude: “Buat rencana pelajaran [45 menit] tentang [topik] untuk [usia 10 tahun] termasuk tujuan, aktivitas, dan materi.”
Guru menemukan bahwa platform khusus (misalnya MagicSchool.ai) dapat menghasilkan rencana lengkap saat diberikan hasil yang diinginkan. Dalam satu kasus, AI “Coach Raina” dari MagicSchool membuat rencana pelajaran dengan tujuan, aktivitas pembelajaran, tugas lanjutan, dan penutupan – bahkan mengintegrasikan strategi seperti think-pair-share dan gallery walks.
Demikian pula, setelah mengunggah kerangka unit dan jadwal kelas ke tutor AI, seorang guru mendapatkan rincian pelajaran harian yang harus diikuti. AI dapat dengan cepat membuat kerangka; anggap draf ini sebagai titik awal untuk dikembangkan.
Sempurnakan dan Sesuaikan dengan Iterasi. Ambil draf AI dan buatlah menjadi milik Anda. Tambahkan detail (diferensiasi, alokasi waktu, materi) dan tanyakan pertanyaan lanjutan pada AI untuk menyesuaikan rencana.
Misalnya, seorang pendidik mengunggah sebagian rencananya ke Claude dan meminta “tiga ide proyek potensial” untuk siswa, lalu menambahkan proyek yang dipilih dan meminta jadwal pelajaran rinci per sesi.
Tips dari guru berpengalaman: buat perintah Anda sederhana dan spesifik, serta sebutkan secara eksplisit kerangka pengajaran atau istilah khusus (misalnya “menggunakan Understanding by Design”) untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Anda juga bisa menyempurnakan nada atau format (“sajikan ini sebagai kerangka PDF” dll.).
Gunakan AI untuk membedakan instruksi: minta AI memodifikasi pertanyaan untuk berbagai tingkat keterampilan, atau menyarankan akomodasi. Panduan global menyebutkan AI bahkan bisa menyesuaikan konten yang sesuai standar agar cocok dengan kebutuhan unik siswa.
Tinjau dan Periksa Fakta dengan Teliti. Jangan pernah menganggap AI selalu benar. Semua ahli sepakat bahwa penilaian guru sangat penting. AI “mengulang informasi dari internet” dan bisa menghasilkan kesalahan atau konten bias.
Selalu verifikasi fakta, angka, atau penjelasan penting dengan sumber terpercaya. Panduan pengajaran OpenAI mengingatkan pendidik untuk memeriksa hasil AI dan menyadari keterbatasannya.
Selain itu, nilai secara kritis pedagogi yang digunakan: seorang pendidik memperingatkan bahwa konten daring bisa mengandung “pedagogi bermasalah,” jadi kita harus “memperlakukan LLM sebagai mitra berpikir” dan tidak menyalin sarannya secara membabi buta.
Dalam praktiknya, gunakan AI sebagai co-pilot: AI melakukan pekerjaan berat dalam menghasilkan teks, sementara Anda menggunakan keahlian untuk memastikan pelajaran akurat, inklusif, dan menarik. Misalnya, meskipun AI membuat lembar kerja, Anda harus menyesuaikan aktivitas agar pembelajaran bermakna dan relevan secara budaya.
Perakitan Akhir dan Implementasi. Setelah konten diverifikasi dan disesuaikan, susun dokumen rencana pelajaran atau slide presentasi Anda. Anda bahkan bisa menggunakan alat AI untuk memperhalus materi presentasi: misalnya, Magic Write dari Canva dapat membantu menyempurnakan teks slide atau menghasilkan ide visual.
Saat mengajar, anggap rencana sebagai sesuatu yang fleksibel: catat apa yang berhasil dan lakukan iterasi. Seiring waktu, AI dapat membantu Anda menyempurnakan pelajaran berikutnya berdasarkan umpan balik.
Sepanjang proses ini, ingatlah saran UNESCO bahwa tujuan utamanya adalah pendekatan berpusat pada manusia: AI harus meningkatkan pekerjaan guru, bukan menggantikannya.
Gunakan AI untuk mengotomatisasi tugas rutin (menghemat jam-jam waktu persiapan) tetapi tetap pegang kendali pada aspek kreatif dan hubungan antar manusia.
Alat AI Terbaik untuk Guru
Ekosistem alat AI yang terus berkembang dapat membantu perencanaan pelajaran dan pembuatan konten. Beberapa contohnya meliputi:
- ChatGPT/GPT-4 (OpenAI) – Model bahasa serbaguna untuk membuat draf teks. OpenAI bahkan merilis panduan “Mengajar dengan AI” yang memberi saran kepada pendidik tentang perintah efektif dan mengingatkan untuk memeriksa hasilnya.
GPT-4 (versi berbayar) menawarkan akurasi lebih tinggi, yang sangat dihargai oleh guru.
- Claude (Anthropic) – Chatbot AI lain yang mendukung pengunggahan dokumen (misalnya silabus) dan memiliki “pengaman” bawaan. Guru menggunakan Claude untuk menyempurnakan rencana unit karena menjaga privasi (tidak melatih data pengguna) dan dapat memproses PDF.
- MagicSchool.ai – Platform yang dirancang untuk guru; “pelatih AI”-nya dapat mengambil hasil pembelajaran Anda dan menghasilkan rencana pelajaran lengkap. Misalnya, guru yang menggunakan MagicSchool melaporkan rencana yang mencakup tujuan, aktivitas, dan strategi kolaboratif (seperti think-pair-share) dalam satu draf.
- Quizizz – Alat kuis dan penilaian yang kini dilengkapi fitur AI. Dapat menyesuaikan tingkat kesulitan soal secara otomatis, memeriksa tata bahasa, dan mengubah pertanyaan agar sesuai konteks dunia nyata.
Guru dapat dengan cepat membuat kuis atau tiket keluar yang sesuai dengan pelajaran mereka.
- Slidesgo – Menyediakan ribuan template presentasi plus “Pembuat Presentasi” berbasis AI. Cukup pilih topik dan gaya, dan alat ini dapat membuat kerangka slide lengkap dalam hitungan menit. Ini menghemat waktu desain sehingga Anda bisa fokus pada konten.
- Canva Magic Write – Asisten penulisan AI dari Canva yang dapat membantu memunculkan ide, membuat kerangka, atau bahkan menulis bagian skrip pelajaran Anda. Ia “menganalisis perintah Anda” untuk membantu membuat kerangka pelajaran dan menulis konten dengan cepat.
(Canva juga memiliki fitur pembuatan gambar berbasis AI untuk visual.)
- Padlet – Platform papan buletin digital. Fitur “buat dengan AI”-nya dapat menghasilkan konten cepat (seperti perintah riset atau ringkasan topik) untuk kolaborasi siswa, berguna saat merancang aktivitas berbasis inkuiri.
- **Eduaide.ai, Curipod, **dan lainnya – Alat khusus pendidikan ini dapat merancang materi berbeda, kuis gamifikasi, pengorganisir grafis, atau slide interaktif menggunakan AI.
Misalnya, Curipod dapat langsung membuat pelajaran interaktif dengan polling dan awan kata dari topik sederhana. (Bijaksana untuk mencoba beberapa alat dan memilih yang sesuai kebutuhan kelas Anda.)
Setiap alat memiliki kelebihan (dan keterbatasan), sehingga guru sering menggunakan beberapa alat secara bersamaan. Departemen Pendidikan AS bahkan membayangkan “asisten pengajar AI” di masa depan yang bisa mempelajari preferensi guru dan menyarankan template pelajaran yang sudah diverifikasi.
Untuk saat ini, mulailah dengan satu platform (seperti ChatGPT atau MagicSchool) dan lihat bagaimana cocok dengan mata pelajaran dan gaya Anda, lalu kembangkan seiring waktu saat Anda semakin nyaman.
>>> Anda bisa mulai di: Chat AI gratis
Praktik Terbaik dan Perhatian
- Gunakan Perintah yang Jelas. Jelaskan secara spesifik tingkat kelas, mata pelajaran, dan cakupan. Sertakan konteks seperti “untuk kelas 50 menit tentang [topik], anggap siswa belum memiliki pengetahuan tentang [subtopik].” Tips rekayasa perintah dari pendidik termasuk menentukan panjang atau persona (misalnya “Jelaskan kepada anak usia 10 tahun”) untuk meningkatkan kualitas jawaban.
- Lakukan Iterasi dan Kolaborasi. Rencana yang dihasilkan AI jarang sempurna pada percobaan pertama. Anggap hasil AI sebagai draf: sunting, ajukan pertanyaan lanjutan, atau jalankan melalui AI lain untuk perspektif berbeda.
Misalnya, setelah AI membuat kerangka pelajaran, Anda bisa berkata “sekarang buat tiga aktivitas pembelajaran aktif untuk pelajaran ini” atau “adaptasi rencana ini untuk pengajaran jarak jauh.” - Verifikasi dan Lokalisasi Konten. Selalu periksa fakta data atau informasi sejarah. Pastikan contoh dan gambar sesuai dengan budaya dan bahasa siswa Anda.
Seperti yang dikatakan seorang guru, jangan hanya menyalin hasil AI—gunakan sebagai inspirasi untuk mengontekstualisasikan pelajaran dengan keahlian Anda sendiri. - Jaga Keadilan dan Privasi. Gunakan AI untuk membedakan (misalnya teks lebih sederhana, lebih banyak visual untuk pelajar bahasa Inggris) tetapi pastikan semua siswa dapat mengakses pelajaran akhir (pertimbangkan ketersediaan teknologi). Berhati-hatilah memasukkan data sensitif siswa ke alat AI, karena kebijakan berbeda-beda.
(Jika menggunakan AI generatif dalam tugas, ikuti pedoman sekolah tentang integritas akademik dan penggunaan AI.) - Terus Perbarui Pengetahuan. AI dalam pendidikan berkembang cepat. Cari pelatihan guru tentang literasi AI dan penggunaan etis (UNESCO dan kelompok profesional sedang mengembangkan panduan).
Misalnya, kerangka kerja UNESCO menekankan bahwa pendidik perlu pengetahuan AI dan landasan etika. Departemen Pendidikan AS juga merekomendasikan guru dilibatkan dalam pemilihan alat AI agar sesuai kebutuhan pendidikan.
Mengintegrasikan AI ke dalam perencanaan pelajaran dapat mengubah cara kerja guru. Dengan menyerahkan pembuatan draf dan riset rutin ke AI, pendidik dapat lebih fokus pada desain, diferensiasi, dan interaksi dengan siswa.
Namun, penilaian guru tetap sangat penting – AI harus meningkatkan (bukan menggantikan) keahlian profesional.
Dengan tujuan yang jelas, perintah yang cerdas, dan tinjauan yang teliti, guru di semua mata pelajaran dapat menggunakan AI untuk membuat rencana pelajaran yang lebih cerdas dan personal. Seperti yang dikatakan seorang ahli EdTech, alat AI berperan sebagai “mitra berpikir” yang mempercepat perencanaan, memungkinkan guru menggunakan waktu yang dihemat untuk membuat pelajaran lebih mendalam dan menarik.